Phythagoras
diperkirakan lahir pada pertengahan abad ke-6 SM. Namanya sudah sangat terkenal
di kalangan anak-anak sekolah dasar dengan rumus segi tiga siku-sikunya, a2
+ b2 = c2 , dengan a dan b adalah panajng sisi
siku-siku dan c adalah panjang sisi miring. Ada catatan yang mengatakan bahwa
ilmu tersebut sudah dikenal oleh dua peradaban besar yang ada saat itu, yaitu
peradaban Babylonia dan Mesir kuno, dan ia mungkin mempelajiri ilmu itu dari
dua peradaban tersebut pada masa mudanya. Ia sendiri tidak meninggalkan tulisan
sebagai hasil kayanya, tetapi murid-muridnya yang mendokumentasikan
karya-karyanya.
Selain
dikenal sebagai pemikir atau filusuf, ia juga dikenal sebagai pemimpin suatu
sekte keagamaan dengan reputasi doktrin yang aneh, seperti memerintahkan kepada
pengikutnya untuk menghindari memakan kacang-kacangan. Ia juga percaya terhadap
reingkarnasi atau perpindahan jiwa manusia yang telah meninggal ke tubuh
manusia atau mahluk lain, seperti binatang. Pythagoras juga menjadi bapak
Numerologi yang pada era moderen dipopulerkan oleh Nostradamus.
Ia
berpendapat bahwa hakikat kenyataan ini adalah angka. Pendapat ini dikembangkan
dalam ilmu musik demngan bukti bahwa interval antar nada dapat dinyatakan dalam
empat amgka bulat yang pertama (1, 2, 3 dan 4). Karena ajaran sektenya juga
menganggap bahwa musik memiliki kekuatan terhadap jiwa dan musik dapat
dijelaskan dengan angka-angka, kepercayaan terhadap angka sebagai hakikat
kenyataan menjadi begitu populer. Ajarannya juga memuja empat angka bulat pertama
yang disusun menjadi sepuluh titik yang disebut tetractys of decads dan membentuk sebuah segi tiga sama sisi. Segi tiga
dan angka sepuluh (the decad) menjadi
objek pemujaan ajaran Pythagoras. Bagi pengikut ajaran Pythagoras, angka
sepuluh adalah angka sempurnah karena disusun oleh empat angka bulat pertama
yang disusun pola tetractys. Keempat angka
itu juga memiliki makna masing-masing, yaitu angka satu sebagai sebuah titik,
angka dua mewakili garis, angka tiga mewakili bidang, dan angka empat mewakili
ruang. Angka sepuluh juga dianggap sesuai dengan 10 barang abadi, yaitu 5 buah
planet, matahari (6), bulan (7), bumi (8), satu planet misterius sebagai
pasangan bumi (9, ada anggapan bahwa keberadaan planet ini agak dipaksakan agar
angka 10 dapat tercapai), dan pusat api (10) yang menjadi pusat seluruh planet
tersebut.
Setelah ia
meninggal sekolahnya pecah menjadi dua, yaitu sekolah yang menghususkan
pengajaran mistik dan kepercayaan agama, dan sekolah yang berfokus pada
pengajaran matematika dan ilmu pengetahuan. Sekolah matematika dan ilmu
pengetahuan tersebut tetap meneruskan ajaran bahwa hakikat alam semesta ini
bersiffat matematis. Belakangan ide ini mendapat kritik dari Parmanides dan Zeno.
Kosmologi Pythagoras
menemukan masalah abadi akibat temuan rumusnya sendiri, yaitu panjang diagonal
segi tiga siku-siku sama sisi. Jike panjang diagonal segitiga siku-siku sama
sisi adalah satu satuan, menurut Teorema Pythagoras panjang sisi miringnya
asalah
. Jika dihitung
nilai ini tidak dapat dinyatakan dalam rasio
bilangan bulat seperti yang diyakini oleh ajaran Pythagoras. Oleh karen itu
angka tersebut disebut bilangan irasional yang masih menjadi kajian pemikiran
matematika hingga saat ini.
Almamater Pythagoreanisme
Kampus
Pythagoras menerima murid laki-kali dan perempuan, dan memperlakukan mereka
secara sama. Struktur dalam kampus dibagi menjadi dua tingkatan, yaitu
lingkaran dalam yang disebut Mathematikoi
dan lingkaran luar yang disebut Akousmatikoi.
Kelompok Mathematikoi menjalankan kehidupan tanpa kepemilikan pribadi, vegetarian
tanpa makan kacang-kacangan, dan tinggal di asrama. Akousmatikoi menghadiri
pelajaran di kampus tetapi boleh makan daging, memiliki kepemilikan pribadi,
dan tinggal di luar kampus. Pelajaran di kampus Pythagoras adalah agama, musik,
dan filsafat. Musik adalah hal utama dan semua murid diajarkan secara rutin
menyanyi hymne. Penghafalan puisi dilakukan sebelum dan sesudah tidur untuk
memperkuat ingatan. Mthematikoi juga menjalankan ajaran echemythia, yaitu diam ketika ragu terhadap sesuatu yang tidak
yakin diketahuinya. Pelanggaran terhadap ajaran ini adalah hukuman mati.
Matematikoi juga memiliki semboyan “lebihbaik tidak berilmu sama sekali
daripada belajar ilmu tidak tuntas seluruhnya”. Mathematikoi belajar
Pythagoreanisme secara mendetail dan tuntas, sedangkan Akousmatikoi hanya
belajar garis besarnya dan mendengarkan kuliah dari balik tabir karena dilarang
melihat Pythagoras secara langsung.
Agama dan Ilmu Pengetahuan
Pythagoras berpendapat
bahwa agama dan ilmu pengetahuan tidak dapat dipisahkan. Ia percaya terhadap
reinkarnasi. Pandangan reingkarnasi ini sangat dipengaruhi oleh agama Yunani
kuno. Ia juga berpendapat bahwa jiwa itu berada di kepala, bukan di hati. Ia sendiri
mengaku telah mengalami hidup dengan reingkarnasi sebanyak empat kali dan dapat
mengingat secara terperinci pengalaman kehidupan sebelumnya. Suatu ketika Pythagoras
bercerita kepada murid-muridnya saat memberikan kuliah, tiba-tiba terdengar
anjing melolong dari kejauhan. Lalu ia bercerita bahwa anjing tersebut
merupakan teman yang ia kenal di dunia terdahulu. Tangisan dan lolongan anjing
itu menujukan bahwa temannya itu sedang menderita.
Pythagoras
sangat memuja angka. Keseimbangan dan keterbatasan alam semesta ini sangat
bergantung pada proporsi angka yang tepat. Kelebihan atau kekurangan terhadap
proporsi angka tersebut akan berakibat pada gangguan. Gangguan pada tubuh
berarti sakit, gangguan pada alam berarti bencana. Sumber dan tujuan
mempelajari ilmu pengetahuan adalah menemuka proporsi angka-angka pada titik
keseimbangan beserta seluruh prasyaratnya. Tentang pengendalian diri,
Pythagoras berpendapat bahwa manusia tidak akan mencapai kemerdekaannya sampai
ia mampu mengendalikan dirinya sendiri.
No comments:
Post a Comment