halaman depan

Pages

Saturday, January 16, 2016

Pemikiran Xenophanes (570 SM - 475 SM)

Seperti para filsuf pra-Sokrates lainnya, informasi tentang Xenophanes diproleh dari para filsuf sesudahnya, termasuk tanggal lahir dan tanggal meninggalnya. Salahsatu yang menginformasikannya adalah Heraklitus yang menyebutnya sebagai filsuf kontemporer yang memberi kritik pada Pythagoras. Jadi, dapat disimpulkan bahwa Xenophanes dan Pythagoras hidup pade era yang sama. Akibat masa perang dengan bangsa Persia di Ionia, ia pergi ke Italia Selatan dan mengembara sebagai penyair dan pemikir bebas.

Ia mengikuti pandangan Thales dan memberikak kritik kepada tuhan antropomorfis, yaitu tuhan yang digambarkan mirip manusia (antropomorphisn gods). Dan dengn mengamati tuhan antropomorfis yang digambarkan berwatak kurang bermoral, kurang ramah, dan bersifat banyak memiliki kelemahan, mirip manusia maka Xenophanes berpendapat bahwa tuhan tersebut menjadi tidak pantas untuk dipuji dan dijadikan Tuhan. Dengan alat analisis, yaitu relativisme kultural yang saat itu sudah dipakainya (mungkin saja ia adalah orang yang pertama memakai analisis ini), ia memberi kritik bahwa tuhan antropomorfis adalah refleksi kebudayaan suatu bangsa. Dengan bercanda, namun tetap memakai kecerdasan khas filsuf, Xenophanes berkat, jika bangsa Etiopia disuruh menggambarkan Tuhannya, maka Tuhannya itu akan berkulit hitam dengan hidung pesek, jika bangsa Trakcia (yang berambut pirang dan bermata biru) disuruh menggambarkan Tuhannya, maka akan dihasilkan Tuhan yang berambut pirang dan bermata biru. Bahkan jika kuda dan sapi dapat menggambar, maka dia akan menggambar Tuhannya mirip kuda dan sapi.

Ia juga mengkritik dengan candaan cerdasnya konsep Pythagoras tentang reinkarnasi jiwa manusia yang dapat masuk ke tubuh binatang, yang digambarkan dngan kemungkinan bahwa seorang gembala sapi akan menggembalakan kakeknya karena jiwa kakenya yang sudah meninggal masuk ke tubuh sapi.

Dengan konsep ketuhanan yang dianutnya, ia dianggap sebagai filsuf pertama yang mengajukan monoteisma, “Tuhan harus satu, tidak mirip manusia, baik dari bentuk maupun cara berfikirnya, sebagai sebab dari seluruh semesta dengan cipta pikirannya”.Seperti pendahulunya, Thales, ia juga berspekulasi tentang konsep asal mula semesta dengan toeri bahwa lumpurlah yang menjadi asal mula semesta. Spekulasi ini berlandaskan hasil observasi terhadap fosil hewan laut yang ditemukan didaratan.

Xenophanes juga merupakan filsuf pertama yang tercatat memberikan antisipasi tentang klaim pasti pengetahuan. Menurutnya kepastian kebenaran ilmu secara filosofis tidaklah mungkin, bahkan ketika berfikir mengetahui sesuatu secara nyata kita tidak dapat mengatakan bahwa pengetahuan ini benar secara mutlak seperti yang kita pikirkan. Karena hakikat sesuatu yang menjadi objek pikiran tersebut. Belakanga, peringatan untuk berhati-hati terhadap absolutisme pengetahuan juga dikemukakan oleh Sokrates. Ilmu ini lebih berkembang di zaman moderen dengan sebutan metode falsifikasi (metode memanfaatkan kesalahan) oleh Karl Popper. Xenophanes terbukti cukup memberi pengetahuan pada filsuf-filsuf berikutnya hingga filsuf di zaman moderen.


Philobis (Filsafat dan Bisnis), Penerapan Filsafat dama Paktik Bisnis

Konsep monoteisme memberikan kesederhanaan dan kejelasan logika bahwa sesuatu yang serba mahal atau yang serba ter, pasti harus satu atau mono. Konsep ini memberikan kepastian tentang tidak adanya pertentangan antar penguasa, atau dalam hal ini dewa-dewa, dalam mengelola alam semesta yang secara kosmologis bersifat teratur dan dapat diprediksi. Keteraturan alam semesta termasuk keteraturan praktik bisnis yang dapat di prediksi, menjadikan dasar bahwa bisnis menjadi mungkin untuk dilakukan. Keteraturan masyarakat inilah yang disebut peradaban manusia. Dapat dibayangkan bahwa jika masyarakat manusia yang biasanya menyukai keindahan, perhiasan, pakaian dan simbol peradaban lainnya tiba-tiba berubah menjadi seperti seekor binatang yang telanjang dan hanya membutuhkan makan, minim dan hubungan seks. Peradaban manusia akan runtuh dan akan turun derajadnya menjadi salah satu spesies binatang yang bersaing dengan binatang lainnya dengan hukum rimba, bukan hukum peradaban kemanusiaan. Kesederhanaan monoteisme juga menyederhanakan kebutuhan spiritualitas manusia. Penyandaran diri yang bersifat transenden sebagai dasar spiritual terhadap Yang Satu tentu lebih sederhana dan mudah, dibandingkan harus menyandarkan pada yang lebih dari satu. Kesederhanaan dalam spiritualitas tentu saja memudahkan para pelaku bisnis dalam menghadapi praktek bisnis yang predictable (dapat diduga), tetapi sekaligus uncertain (tidak pasti) sehingga para pelaku bisnis dapat lebih tangguh dan sabar ketika menghadapi berbagai macam ketidak pastian yang sring menerpa dunia bisnis.

Sikap predictable sekaligus uncertain ini disebabkan oleh keterbatasan kemampuan manusia untuk memahami seluruh variabel yang mempengaruhi suatu kejadian dimasa yang akan datang. Jadi, dalam praktik bisnis selalu ada ketidakpastian. Misalnya, para pengrajin furnitur yang telah berpengalaman mengekspor produknya ke Eropa merancang model furnitur yang digemari pasar Eropa. Tetapi ternyata ada badai krisis keuangan di Amerika Serikat yang dengan cepat menjalar ke Eropa. Sentimen masyarakat eropa menjadi negatif dengan menahan diri untuk berbelanja. Prediksi pada bisnis ekspor furnitur ke Eropa yang semula terlihat cerah menjadi hancur berantakan akibat ketidak mampuan manusia membaca krisis keuangan di Amerika Serikat.

No comments:

Post a Comment