Thales berasal dari kota pelabuhan Ionia, Miletus, yang merupakan muara Sungai Maender, dalam negara Turki moderen. Miletus lama adalah pusat utama perkembangan ilmu pengetahuan dan filsafat di yunani kuno. Ia dianggap sebagai filusuf Yunani kuno pertama dan otomatis sebagai Bapak Filusuf Barat. Ia juga dikenal sebagai salahsatu dari tujuh orang bijak di Yunani (Seven of Greek). Ia diperkirakan lahir pada tahu 650 SM dan digolongkan dalam kelompok filusuf pra-Sokrates. Ia terkenal dengan pendapatnya yang mengatakan bahwa unsur yang mendasar dari alam ini adalah air. Sumber utama yang menggambarkan Thales adalah tulisan atau penyebutan dari Aristoteles. Yang menyebabkannya dianggap sebagai filusuf bukanlah karena pendapat yang dikatakannya, melainnkan metode yang diajukannya. Ia adalah pemikir pertama dalam sejarah filsafat Barat yang mencoba membaca gejala alam tanpa mengaitkan dengan kehendak para dewa yang saat ini digambarkan dengan simbol dewa yang berbentuk dan berperilaku seperti manusia (antropomorphic gods) atau dikenal sebagai dewa orang Homerian. Ia mencoba menjelaskan berbagai gejala alam pada saat itu dengan pendekatan atau didasari prisnip-prinsip atau ide yang akan menjadi metode dunia moderen yang dikenal saat ini. Diriwayatkan bahwa ia mampu memprediksi secara ilmiah dengan tepat terjadinya gerhana matahari total pada tahun 585 SM, saat terjadi perang antara bangsa Lades dan Lydian. Dengan alasan itulah Thales dianggap pantas disebut ilmuan alam dan filusuf analitis barat pertama dalam jejak sejarah perjalanan pemikiran filusuf Barat.
Thales juga digambarkan sebagai orang yang berperilaku cukup moderen, yaitu ketika iya berinvestasi uang secara brsar-brsaran untuk mengadakan mesin pemeras minyak zaitun sebelum panen raya dan menjadikannya kaya raya dari bisnis itu. Jadi, Thales juga mendapatkan predikat sebagai figur enterpreneur. Dengan dukungan kekayaannya dia dapat lebih berkonsentrasi pada filsafat dan ilmu pengtahuan yang digemarinya saat itu, yaitu pada era Yunani kuno pada abad ke -7 SM.
Dari sisi ilmu fisika, Thales berpendapat bahwa air adalah unsur dasar kehidupan dan unsur dasar dunia ini. Hal ini berdasarkan pengamatannya atau kemampuannya untuk membaca alam di sekitarnya bahwa air dapat menjadi uap air dengan pemanasan dan menjadi padat dengan pendinginan hingga menjadi beku. Saat itu ia sudah mengajukan teori bahwa satu-satunya unsur dasar alam ini adalah air. Pendapatnya mengatakan bahwa dunia ini datar seperti papan yang mengapung diatas air sehingga kepulauan yang berada di sekitar miletus dianggap sebagai bukti kebenaran bahwa bumi ini layaknya papan-papan mengapung di atas air. Juga fenomena gempa bumi adalah bukti kebenaran teorinya yang dijelaskan sebagai gelombang air bawah tana, seperti goncangan perahu oleh gelombang air laut. Tampak jelas bahwa lingkungan seorang filusuf sangat mempengaruhi konsep pemikiran seperti lingkungan alam di sekitarnya yang memengaruhi filsafatnya. Fenomena sedimentasi juga menjadi pemandangan yang biasa di pelabuhan Miletus. Namun hal itu membuat Thales membacanya sebagai proses pembentukan daratan dan proses pembentukan bumi dengan air sebagai bahan dasarnya.
Ia membaca dan mengamati berbagai fenomena alam ini dengan pendekatan ilmiah dan berusaha melepaskan penjelasan kehendak mistis para dewa yang berkembang saat itu, yang berpendapat bahwa Tuhan ada di segala sesuatu. Sebuah pendapat yang sesuai dengan beberapa agama di dunia moeren.
Walaupun beberapa pendapat spekulatif dari metafisikanya terbukti salah ketika diukur dengan ilmu pengetahuan moderen saat ini, Thales tetap dianggap sebagai peletak batu pertama pada dasar bangunan sejarah pemikiran filsafat Barat dengan pemikiran di bidang agama (ketuhanan), filsafat dan ilmu pengetahuan. Tales berpendapat bahwa orang yang berbahagia adalah orang yang sehat jasmaninya, kaya jiwanya, dan mau belajar sepanjang hidupnya. Waktu adalah hal yang paling bijaksana kerena waktu akan menyingkap segala kebenaran.
No comments:
Post a Comment